Rabu, 17 November 2021, Rabu, November 17, 2021 WIB
Last Updated 2021-11-17T11:13:50Z
Berita Daerah

PKC PMII Lampung : PWNU lampung ciderai falsafah masyarakat lampung 'piil pesenggiri'


Bandar Lampung, BeritaIndoTerkini.Com- Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) akan diselenggarakan di Lampung, pada 23-25 Desember 2021,Banyak pihak berharap pelaksanaan muktamar NU ke-34 ini akan berjalan secara lancar, sejuk, damai, dan harmonis. Hal itu juga yang di harapkan oleh ketua PWNU Provinsi Lampung, Moh. Mukri. (17/11/2021).


Namun, beberapa hari belakangan ini. Ada insiden-insiden yang memberi citra kurang baik terhadap persiapan pelaksanaan muktamar NU ke-34 tersebut. Misal, peristiwa hebohnya boking mem-boking hotel (sabotase muktamar) yang diduga dilakukan oleh oknum dari kemenag, kemudian terkait kekecewaan jajaran PWNU Lampung terhadap ketua Steering Committe (SC) Muktamar M. Nuh. Kekecewaan itu di karenakan, M. Nuh dalam kunjungannya ke Lampung, sabtu (13/11), Nuh secara mendadak membatalkan rencana pengecekan lokasi bakal penutupan Muktamar di kampus UIN Raden Intan Lampung, belum lagi sorak-sorak pembicaraan soal siapa yang akan menjadi ketua PBNU, sangat di sayangkan, seolah-olah muktamar hanya untuk menjadi forum pemilihan ketua saja.


Merespon hal tersebut, Ahmad Hadi Baladi Ummah, selaku Ketua PKC PMII Lampung menyayangkan kegaduhan yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Menurutnya kegaduhan semacam itu seharusnya tidak terjadi. Hal tersebut menunjukkan kegagalan ketua PWNU Provinsi Lampung dalam membangun komunikasi yang baik antar lini. 


"Kegaduhan semacam itu, harusnya tidak terjadi, apalagi sampai menjadi konsumsi publik. Hal tersebut menunjukkan lemahnya komunikasi Prof Mukri, selaku ketua PWNU Lampung dalam membangun komunikasi antar lini dalam persiapan muktamar ini."


Selain itu, ia menambahkan dengan terjadinya beberapa insiden-insiden tersebut justru semakin mempertebal dimensi politis dan kekuasaan dalam pelaksanaan muktamar. 


"Muktamar adalah forum tertinggi dalam organisasi NU, dalam pelaksanaannya muktamar tidak hanya membincang soal pemilihan ketua Umum PBNU, tapi banyak hal yang di perbincangkan. Jadi jangan sampai kemudian, publik hanya menangkap bahwa Muktamar NU adalah forum pemilihan ketua PBNU saja." 


Insiden-insiden di atas telah mencederai falsafah masyarakat lampung "Piil Pesenggiri" khasanah Juluk adek, nemui nyimah, nengah nyapur, dan sakai sambayan.


"Jauh dan semakin menjauh dari falsafah masyarakat lampung dalam menyabut tamu kalau seperti ini, bicara 'nemui nyimah' mana keramahan yang di jaga, malah kegaduhan yang di pertontonkan, 'sakai sambayan' mana kondisi gotong royong yang telah di bangun PWNU Lampung, nyaris tidak ada. 


Terakhir, ketua PKC PMII Lampung mengatakan bahwa, beberapa insiden-insiden tersebut harus bisa menjadi bahan evaluasi PBNU terhadap PW NU Lampung yang di pimpin oleh Prof Mukri, agar kedepannya hal semacam itu tidak terulang. Pelaksanaan muktamar NU di Lampung bukan hanya hajat PWNU Lampung semata, tapi hajat bersama warga nahdiyin Se-Dunia.

                                      

(Tim BIT)