Bandar Lampung,BeritaIndoTerkini.Com-Konfercab HMI Bandar Lampung yang digelar Rabu (7/9/2022) malam menjadi sorotan setelah terjadinya pengrusakan Sekretariat HMI Komisariat Hukum Unila dan Komisariat Ekonomi Unila. Kamis(08/09/2022).
Ketua Komisariat HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Hukum Unila, Rayhan Auliyan, menuturkan kronologi awal kejadian hingga terjadinya pengrusakan tersebut.
Dalam rilisnya, Rayhan menuturkan, kejadian awal dimulai ketika Komisariat Syariah melakukan chaos di dalam forum konferensi HMI Cabang Bandar Lampung dengan mengambil konsideran sidang, tata tertib sidang, surat mandat sidang beserta absensi sidang dengan tujuan menghambat persidangan. Konsideran dilempar keluar forum lalu dibawa lari oleh salah satu kader HMI dari Syari'ah.
Atas kejadian itu, sidang di skors dengan pimpinan sidang sampai pukul 20.00 WIB.
“Setelah itu peserta forum bubar dan turun. Pimpinan sidang tiga bertanya kepada utusan Komisariat Syariah, Teknik Unila dan Sospol Unila untuk segera mengembalikan berkas yang diambil mereka. Bukannya memberikan berkas tetapi malah membuat keributan. Bahkan memancing keributan untuk meluas,” katanya.
Namun, kata dia, sejumlah mahasiswa tidak merespon hal tersebut dan kembali ke komisariat masing-masing. Beberapa bahkan ada yang pulang ke posko.
Ketika sedang di posko, Nopriyan selaku alumni HMI Komisariat Hukum Unila mendapat info dugaan bahwa Komisariat Hukum Unila diserang oleh Komisariat Teknik Unila.
“Adik-adik yang berada di komisariat hukum tertekan dan menghubungi kader-kadernya sehingga beberapa kader hadir ke Komisariat Hukum dan terjadilah bentrok sebagai bentuk pembelaan diri karena merasa terancam akibat kedatangan Kader HMI Teknik Unila yang sama sekali tidak memiliki sopan santun dan tidak memiliki itikad baik. Bahkan saat Sekretaris Umum HMI KHU meminta untuk damai tidak diindahkan. Dan itulah salah satu faktor kenapa kader HMI KHU tersulut emosinya. Kehadiran Nopriyan, sebagai senior, di lokasi untuk melerai dan agar tidak terjadi keributan dan hal-hal yang tidak dinginkan,” bebernya.
Setelah terjadi bentrokan tersebut, seluruh kader kemudian diminta untuk meninggalkan Komisariat HMI KHU sebagai langkah agar konflik tidak berlanjut.
Akan tetapi, kata dia, setelah komisariat dikosongkan kader-kader Komisariat Teknik melakukan pengrusakan terhadap lamban juang HMI KHU yang notabenenya merupakan tempat kaderisasi dan tempat berproses kader di HMI KHU.
“Setelah kejadian di Komisariat Hukum, mendapat kabar bahwa masa yang melakukan pengrusakan komisariat Hukum Unila ingin menyerang posko yang berada di Gang Mata Intan PU,” katanya.
Untuk melerai agar tidak terjadi penyerangan, salah satu alumni HMI Komisariat Hukum UBL, Edwin yang juga selaku pemilik rumah yang dipakai untuk beristirahat berinisiatif untuk menasehati kelompok yang melakukan perusakan di Komisariat Hukum.
“Bang Edwin ini diantar salah satu kader ke depan gang Mata Intan dan berpapasan dengan masa. Bang Edwin turun dari mobil untuk menasehati mereka. Tapi ternyata malah dilakukan pemukulan dan penculikan oleh masa yang diduga berasal dari Teknik Unila, Syariah UIN RIL dan Sospol Unila. Kader yang mengantarpun, mobilnya turut dilakukan pelemparan batu dan lari ke polsek untuk melapor,” katanya.
Rayhan Auliyan mengatakan, Edwin disandera pada pukul 03.00 oleh masa anarkis. Matanya ditutup dan tangan diborgol. Bahkan konon sempat dipukul. Baru sekitar pukul 06.30 pagi, ia dibebaskan di depan Indomaret UBL sekitar pukul.
Kemudian oukul 05.00 WIB, saat sedang koordinasi dengan pihak polsek, Ketua umum HMI Komisariat Ekonomi mendapat kabar bahwa Komisariat Ekonomi pun diserang dengan masa anarkis tersebut.
“Menurut keterangan warga komisariat sampai hampir dibakar, dan kondisi komisariat hancur. Sama halnya dengan Komisariat Hukum Universitas Lampung,” katanya.
(TIM BIT)